Masya Allah, Inilah Beberapa Tempat Mustajab Untuk Berdoa di Tanah Suci

Masya Allah, Inilah Beberapa Tempat Mustajab Untuk Berdoa di Tanah Suci

Sebagai umat muslim, tentunya Sahabat Haji dan Umroh memahami bahwa Tanah Suci merupakan tempat yang istimewa bagi umat muslim. Istimewanya Tanah Suci ini pun dibuktikan dengan adanya beberapa tempat mustajab untuk berdoa. Sungguh luar biasa kan? Oleh karena itu, saat di Tanah Suci umat muslim akan memaksimalkan waktu yang dimilikinya untuk berkunjung ke beberapa tempat yang dikenal sebagai tempat mustajabnya doa.

Masa Allah, Inilah Beberapa Tempat Mustajab Untuk Berdoa di Tanah Suci

Bagi Sahabat Haji dan Umroh yang ingin mengetahui beberapa tempat mustajabnya doa, yuk simak informassi berikut ini.

Berikut ini beberapa lokasi jadi tempat mustajab untuk berdoa di tanah suci :

1. Multazam

Salah satu tempat mustajabnya doa di Tanah Suci ialah Multazam. Multazam merupakan tempat yang berada diantara jarak sudut Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah. Di Multazam inilah dikenal menjadi tempat yang utama sebagai mustajabnya doa dan memohon ampun kepada Allah Swt. Apabila memungkinkan, jemaah haji dapat memegang pintu Ka’bah sembari meminta kebaikan dan kebahagiaan dunia akhirat.

2. Hijir Ismail / Hatim

Hijr Ismail/Hatim termasuk dalam tempat mustajabnya doa di Tanah Suci yang ramai dikunjungi oleh para jemaah haji ataupun umroh. Banyak yang rela untuk antri dan berdesak – desakan karena tempat ini dikenal dengan keberkahan dan mustajabnya doa. Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa keistimewaan Hijr Ismail tercantum dalam sebuah riwayat bahwa pada saat Siti Aisyah hendak masuk ke dalam Ka’bah, Rasulullah Saw menyuruhnya untuk shalat di Hijr Ismail.

Rasulullah Saw bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang artinya “Sayyidah Aisyah berkata : Aku sangat ingin memasuki Ka’bah untuk melakukan shalat di dalamnya. Rasulullah membawa Siti Aisyah ke dalam Hijr Ismail dan berkata : “Shalatlah kamu disini jika kamu ingin shalat di dalam Ka’bah, karena termasuk sebagian dari Ka’bah”. Sehingga, shalat dan berdoa di Hijr Ismail bagaikan shalat dan berdoa di dalam Ka’bah.

3. Pancuran Emas / Mizab

Pancuran emas/Mizab merupakan talang air yang terletak di sisi bagian utara menghadap Hijr Ismail. Pada mulanya, Ka’bah tidak memiliki atap sehingga tidak memerlukan talang air. Kemudian, ketika suku Quraisy merenovasi atap, maka diperlukan atapanya untuk membuang air hujan.

Saat masa khalifah Walid bin Abdul Malik (Bani Umayyah) talang Ka’bah telah diselaputi emas. Kemudian, pada masa pemerintahan Sultan Abdul Majid (1267 H) bin Mahmud Khan, talang tersebut diganti dengan emas seluruhnya dengan berat sekitar 40 kg. Diketahui bahwa pancuran emas/Mizab ini merupakan termasuk dalam tempat mustajabnya doa di Tanah suci.

4. Rukun Yamani

Sahabat Haji dan Umroh perlu mengetahui bahwa menyentuh Rukun Yamani pada saat thawaf merupakan sunnah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw serta sahabatnya seperti Abu Hurairah. Disebut sebagai Rukun Yamani dikarenakan sudut Ka’bah ini menghadap ke daerah Yaman.

Terdapat salah satu riwayat dari Ibnu Umar menyebutkan bahwa Rukun Yamani dapat menghapuskan kesalahan – kesalahan yang telah lalu. Karena menurut Ibnu Abbas pada sudut Ka’bah terdapat seorang malaikat yang mengucapkan “Aamiin”. Oleh karena itu, Rukun Yamani ini termasuk dalam salah satu tempat mustajabnya doa.

5. Dalam Kabah

Tempat selanjutnya yang dipercaya sebagai tempat mustajab utuk berdoa ialah dalam Ka’bah. Di dalam Ka’bah terdapat 3 tiang utama yang fungsinya menyangga atap Ka’bah. Kemudian ada pula Mihrab, yang mana Nabi Muhammad pernah melaksanakan Shalat di dalamnya. Lalu ada pula tangga untuk naik ke atap. Dinding – dinding di dalamnya diketahui dilapisi batu mualam dan marmer yang dihiasi dengan kaligrafi.

6. Belakang Maqom Ibrahim

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa Maqam Ibrahim bukanlah kuburan. Melainkan, maqam ibrahim ialah batu yang dibawa oleh Nabi Ismail yang digunakan Nabi Ibrahim untuk berdiri pada saat membangun Ka’bah.

Diketahui bahwa pada saat Nabi Muhammad tiba di Ka’bah saat melaksanakan haji, Nabi Muhammad langsung mencium Hajar Aswad dan kemudian berlari – lari kecil sebanyak tiga putaran. Pada putaran keempat, Nabi Muhammad Saw berjalan biasa menuju Maqam Ibrahim.

Sesampainya di maqam ibrahim, Nabi berdoa “Dan jadikanlah sebagian maqam ibrahim sebagai tempat shalat”. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw, siapa yang shalat di belakangnya, doanya akan dikabulkan. Oleh karena itu, maqam ibrahim termasuk dalam tempat mustajabnya doa di Tanah Suci.

7. Arafah,Muzdalifah, Mina

Tentunya Sahabat Haji dan Umroh telah mengetahui bahwa Arafah, Muzdalifah dan Mina merupakan tempat yang digunakan untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji. Selain untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji, kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina juga dikenal sebagai tempat mustajabnya doa. Oleh karena itu, jemaah haji yang sedang berada di kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina selalu memaksimalkan kesempatan untuk berdoa di kawasan tersebut.

8. Roudhoh

Raudhah merupakan tempat yang berada di dalam Masjid Nabawi yang letaknya ditandai dengan tiang – tiang putih, berada diantara Rumah Nabi Muhammad Saw hingga mimbar. Istimewanya Raudhah ialah tempat yang sangat mustajab, karena di kawasan raudhah segala doa yang dipanjatkan diyakini pasti dikabulkan Allah Swt selama hati Sahabat Haji dan Umroh bersih dan lurus maka insyaallah akan dikabulkan.

Demikianlah informasi seputar tempat mustajab untuk berdoa saat di Tanah suci. Semoga, saat berada di Tanah suci, Sahabat Haji dan Umroh sekalian dapat memaksimalkan berkunjung dan berdoa saat berada di Tanah Suci nanti.

Inilah Syarat, Sunnah, dan Tata Cara Melaksanakan Sa’i Yang Harus Anda Pahami

Inilah Syarat, Sunnah, dan Tata Cara Melaksanakan Sa’i Yang Harus Anda Pahami

Dari sekian banyak rangkaian kegiatan ibadah haji, salah satu yang perlu dilaksanakan ialah Sa’i. Sebagai calon jemaah haji, sudah seharusnya Sahabat Haji dan Umroh memahami syarat, sunnah dan tata cara melaksanakan Sa’i. Hal ini bertujuan agar saat di Tanah Suci, Sahabat Haji dan Umroh tak bingung saat melaksanakannya secara langsung.

Inilah Syarat,Sunnah, dan Tata Cara Melaksanakan Sa’i Yang Harus Anda Pahami

Bagaimana syarat, sunnah dan tata cara melaksanakan sa’i? Yuk simak informasi berikut ini :

A. Syarat-syarat Melaksanakan Sa’i

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa berdasarkan buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama, terdapat 4 syarat sa’ i antara lain :

  1. Didahului dengan tawaf
  2. Sa’i dilaksanakan dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah
  3. Melakukan 7 kali perjalanan dari Bukit Safa ke Bukit Marwah dan sebaliknya dihitung 1 kali perjalanan
  4. Harus dilakukan di tempat Sa’i

B. Waktu Pelaksanaan Sa’i

Sahabat Haji dan Umroh perlu mengetahui bahwa waktu pelaksanaan Sa’i ialah setelah melaksanakan tawaf ifadah atau tawaf umrah. Bagi jemaah haji yang melaksanakan Haji Ifrad atau Haji Qiran setelah tawaf qudum diperbolehkan untuk melaksanakan Sa’i. Sehingga pada saat melaksanakan tawaf ifadah tak perlu untuk melaksanakan Sa’i lagi.

C. Sunnah-sunnah Sa’i

Terdapat beberapa sunnah Sa’i yang harus diketahui, diantaranya :

  1. Berdzikir dan berdoa pada saat berada di Bukit Safa dan Marwah serta saat perjalanan Sa’i
  2. Menutup aurat dan suci dari hadast dan najis
  3. Melaksanakan Sa’i di tempat Sa’i dengan berlari – lari kecil agak sedikit kencang terutama diantara tiang yang terdapat tanda lampu hijau sembari melihat ke arah Ka’bah.

D. Tata Cara Pelaksanaan Sa’i

Berikut inilah tata cara melaksanakan Sa’i :

  1. Menuju ke Bukit Safa untuk memulai pelaksanaan kegiatan Sa’i
  2. Mendaki Bukit Shafa sambil berdzikir dan berdoa ketika hendak mendaki bukit
  3. Menghadap kiblat sembari berdzikir dan berdoa setiba diatas Bukit Shafa
  4. Melaksanakan Sa’i disunnahkan dengan berjalan kaki bagi yang mampu dan diperbolehkan menggunakan kursi roda atau skuter matic bagi yang udzur
  5. Memulai perjalanan sa’i dari bukit Safa menuju Bukit Marwah dengan berdzikir dan berdoa
  6. Melaksanakan Sa’i disunnahkan suci dari hadats dan berturut – turut tujuh putaran. Akan tetapi, boleh diselingi jika akan melaksanakan shalat fardhu atau yang lainnya
  7. Melakukan perjalanan dari bukit Safa dan mengakhirinya di bukit Marwah dalam 7 kali perjalanan
  8. Perjalanan dari Safa ke Marwah dihitung satu kali perjalanan. Sebaliknya, perjalanan dari Marwah ke Safa juga dihitung sebagai satu kali perjalanan. Dengan demikian, hitungan ketujuh akan berakhir di Marwah
  9. Bagi jemaah haji laki – laki disunnahkan untuk melakukan Ar – raml atau berlari – lari kecil saat melintas di sepanjang lampu hijau. Sedangkan untuk jemaah haji perempuan cukup berjalan biasa saja
  10. Membaca doa dan dzikir sepanjang perjalanan Sa’i dari Bukit Safa ke Bukit Marwah dan Bukit Marwah ke Bukit Safa
  11. Membaca doa dan dzikir setiap kali mendaki Bukit Safa dan Bukit Marwah dari ketujuh perjalanan Sa’i
  12. Membaca doa di Marwah setelah selesai melaksanakan Sa’i dan tak perlu shalat sunnah setelah melaksanakan Sa’i

Dengan mengetahui informasi seputar syarat, waktu, sunnah dan tata cara melaksanakan Sa’i tentunya nanti akan memudahkan Sahabat Haji dan Umroh saat melaksanakannya di Tanah Suci. Semoga pelaksanaan ibadah haji Sahabat Haji dan Umroh berjalan dengan lancar ya, Aamiin!

Inilah Sejarah Tawaf, yang Penting Untuk Dipahami

Inilah Sejarah Tawaf, yang Penting Untuk Dipahami

Ini dia sejarah singkat tentang Tawaf. Dalam pelaksanaan ibadah haji, tentunya terdapat rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan oleh jemaah haji salah satunya tawaf.

Inilah Sejarah Singkat Tentang Tawaf, yang Penting Untuk Dipahami

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa tawaf merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang termasuk dalam rukun haji yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Karena tawaf termasuk dalam rukun ibadah haji yang harus dilakukan, hendaknya Sahabat Haji dan Umroh memahami tentang pelaksanaan tawaf.

Bagi Sahabat Haji dan Umroh yang ingin mengetahui informasi seputar tawaf dan sejarah singkatnya, yuk simak berikut ini :

Pengertian Tawaf

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa menurut buku Tuntunan Manasik Haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, tawaf merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dengan posisi Ka’bah berada di sebelah kiri, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad.

Sejarah Singkat Tentang Tawaf

Pelaksanaan tawaf bermula pada saat Allah Swt akan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Namun, malaikat merasa khawatir bahwa manusia akan membuat kerusakan di bumi dan timbul pertumpahan darah. Kisah tersebut terkutip dalam Al – Qur’an surat Al – Baqarah ayat 30.

Dalam surat tersebut Allah berfirman bahwasannya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata : ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’. Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Selepas Malaikat mendengar Firman Allah, Malaikat langsung bersujud karena merasa takut akan murka Allah. Para Malaikat bersujud dan menangis agar Allah mengampuni murkaNya. Selain bersujud dan memohon ampun, para malaikat kemudian mengelilingi Arsy cukup lama.

Melihat hal tersebut, Allah kemudian menurunkan rahmat kepada para malaikat. Allah kemudian menciptakan tempat yang bernama Baitul Makmur yang letaknya tepat berada di bawah Arsy. Kemudian diperintahNya para malaikat untuk tawaf atau mengelilingi rumah tersebut dan meninggalkan Arsy.

Malaikat pun mematuhi perintah Allah dan melaksanakan tawaf dengan cara mengelilingi Baitul Makmur. Terdapat 70.000 malaikat yang melaksanakan tawaf di Baitul Makmur dalam satu hari satu malam. Lalu Allah memerintahkan malaikat – malaikat turun ke Bumi untuk membangun rumah seperti Baitul Makmur.

Seluruh malaikat dan makhluk di bumi kemudian diperintah Allah Swt untuk mengelilingi rumah tersebut, sebagaimana malaikat yang melakukan tawaf di Baitul Makmur. Kemudian, tempat yang dibangun di bumi tersebut menjadi tempat bertaubat bagi seluruh umat muslim dari penjuru negeri.

Apabila Sahabat Haji dan Umroh sudah memahami tawaf dan sejarah tawaf dengan singkat, selanjutnya Sahabat Haji dan Umroh perlu memahami seputar pelaksanaan tawaf dalam ibadah haji. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Sahabat Haji dan Umroh ya!

Mengenal Tawaf, Syarat Tawaf dan Macam-macam Tawaf

Mengenal Tawaf, Syarat Tawaf dan Macam-macam Tawaf

Terlaksananya ibadah haji yang lancar tentunya menjadi keinginan yang diharapkan umat muslim pada saat melaksanakan ibadah haji. Pastinya, Sahabat Haji dan Umroh berupaya untuk memahami dan mempersiapkan dengan matang segala persiapan termasuk dalam hal memahami informasi seputar tawaf, syarat tawaf dan macam-macam tawaf dalam persiapan untuk melaksanakan kegiatan ibadah haji di Tanah Suci.

Mengenal Tawaf,Syarat Tawaf dan Macam-macam Tawaf

Salah satu kegiatan ibadah haji yang akan dilakukan ialah tawaf, karena tawaf merupakan bagian dari rukun haji. Sebelum melaksanakan ibadah haji, tentunya sudah seharusnya Sahabat Haji dan Umroh memahami pelaksanaan tawaf, syarat dan macam-macam tawaf.

Agar Sahabat Haji dan Umroh lebih paham seputar pelaksanaan tawaf, yuk simak pengertian dan syarat Tawaf berikut ini.

Pengertian Tawaf

Sahabat Haji dan Umroh perlu mengetahui bahwasannya menurut buku Tuntunan Manasik Haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, tawaf merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dengan posisi Ka’bah berada di sebelah kiri, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad.

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa karena tawaf termasuk dalam rukun ibadah haji, apabila dengan sengaja meninggalkannya maka ibadah haji yang dilaksanakannya dianggap tidak sah.

Syarat Tawaf Dalam Melaksanakan Ibadah Haji

Pada saat melaksanakan tawaf, terdapat syarat tawaf yang harus dipenuhi antara lain :

1. Suci dari Hadats Kecil & Besar

Ketika jemaah haji akan melaksanakan tawaf, syarat pertama kali yang harus dipenuhi ialah suci dari hadats besar dan kecil. Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa badan, pakaian serta tempat yang dilalui hendaknya harus suci dari najis. Apabila di pertengahan tawaf berhadats atau terkena najis, maka hendaknya harus bersuci serta menghilangkan najisnya terlebih dahulu. Kemudian, bisa dilanjutkan dari tempat mulai berhadats atau terkena najis. Namun, lebih utamanya untuk mengulangi tawaf sedari awal.

2. Menutup Aurat

Pada saat melaksanakan tawaf, tentu auratnya harus tertutup. Apabila di pertengahan tawaf auratnya terbuka, maka hendaknya wajib untuk segera ditutup dan melanjutkan putaran tawaf dari titik saat auratnya terbuka.

3. Memulai tawaf dari Hajar Aswad

Titik awal pelaksanaan tawaf dimulai dari hajar aswad, sehingga tak dianggap putaran tawaf yang sah jika memulai sebelum sampai hajar aswad. Setelah sampai di Hajar Aswad, maka putaran tawaf baru dianggap sah.

4. Mensejajarkan pundak kiri dengan Hajar Aswad pada awal & akhir putaran

Sahabat Haji dan Umroh perlu mengetahui bahwa pelaksanaan tawaf wajib dimulai dengan cara mensejajarkan pundak kiri dengan Hajar Aswad dan tak diperbolehkan saat memulai putaran tawaf, bagian dari pundak kiri lebih maju dari letak Hajar Aswad. Demikian pula saat mengakhiri tawaf hendaknya pundak kiri disejajarkan dengan Hajar Aswad seperti ketika memulai putaran tawaf atau lebih maju sedikit hingga arah pintu Ka’bah supaya seluruh bagian Ka’bah secara yakin tawaf merata di seluruh bagian Ka’bah.

5. Menjadikan letak Ka’bah di sebelah kiri

Hendaknya jemaah haji harus memastikan bahwa Ka’bah berada di sebelah kiri pada setiap langkah tawaf yang dilakukannya, sehingga apabila di tengah putaran tidak sesuai posisi tersebut sebaiknya wajib kembali ke posisi yang benar dan melanjutkan hitungan putaran tawaf dari tempat tersebut.

5. Seluruh anggota badan dan pakaian berada di luar bangunan Ka’bah

Ketika pelaksanaan tawaf, seluruh anggota badan dan pakaian jemaah yang tawaf harus berada di luar bangunan – bangunan tersebut. Apabila saat di pertengahan putaran tawaf terdapat anggota badan berada di dalam kawasan – kawasan tersebut, maka tak dihitung putaran tawaf dan wajib segera berada di posisi yang benar dan melanjutkan jumlah putaran tawafnya.

6. Tawaf sebanyak tujuh kali putaran

Pelaksanaan tawaf harus yakin dilakukan sebanyak tujuh kali putaran. Apabila ragu – ragu, maka hendaknya mengambil bilangan yang paling sedikit untuk selanjutnya menambah jumlah putarannya seperti keraguan dalam rakaat shalat. Keraguan yang timbul setelah selesai tawaf tentunya tak berpengaruh dalam keabsahan tawaf.

7. Tidak bertujuan selain tawaf saat berputar

Perlu Sahabat Haji dan Umroh pahami bahwa pada saat berada di area langkah putaran tawaf, tak diperbolehkan ada tujuan lain yang mengalihkan dari tujuan tawaf seperti berjalan dengan cepat untuk menghindari persentuhan dengan lawan jenis, menghindari penagih hutang dan semacamnya, maka hukumnya tidak sah.

8. Berada di dalam Masjidil Haram

Tahukah Sahabat Haji dan Umroh? Bahwa posisi seseorang yang melaksanakan tawaf tak diperbolehkan keluar dari Masjidil Haram. Meskipun terdapat perluasan masjid, hukumnya tetap sah dan melaksanakan tawaf di dalamnya dengan syarat masih dalam area Masjidil Haram.

Macam-macam Tawaf Dalam Melaksanakan Tawaf

Diketahui bahwa terdapat beberapa macam dalam pelaksanaan tawaf. Dikutip dari buku Tuntunan Manasik Haji resmi Kementerian Agama, terdapat macam-macam tawaf diantaranya :

1. Tawaf Qudum

Tawaf Qudum merupakan tawaf yang dilakukan pada saat jamaah haji tiba di kota Makkah. Sehingga tawaf ini disebut juga tawaf selamat datang. Pada saat Nabi Muhammad masuk ke Masjidil Haram, Nabi Muhammad Saw selalu melaksanakan tawaf qudum sebagai pengganti shalat tahiyatul masjid. Hukum pelaksanaan tawaf ini adalah sunnah. Sehingga, apabila tak dilaksanakan maka tidak akan membatalkan pelaksanaan ibadah haji.

2. Tawaf Tathawwu

Tawaf Tathawwu merupakan tawaf yang dapat dilakukan kapan saja. Tawaf ini bertujuan sebagai ganti shalat tahiyatul masjid pada saat memasuki Masjidil Haram.

3. Tawaf Ifadah

Tawaf ifadah merupakan tawaf ziarah atau disebut juga dengan tawaf rukun. Foto ifadah termasuk dalam salah satu rukun haji sehingga apabila tidak dilaksanakan maka ibadah haji yang dilaksanakan menjadi batal atau tidak sah.

Waktu pelaksanaan tawaf ini diutamakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, sesudah melaksanakan lempar jumrah aqabah dan pelaksanaan tahallul. Selain itu, tawaf ifadah hendaknya dilaksanakan sebelum berakhirnya hari – hari tasyrik yakni pada tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah.

4. Tawaf Wada

Tawaf Wada disebut juga sebagai tawaf perpisahan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan tawaf Wada dilakukan setelah jemaah haji akan meninggalkan Mekah kembali ke asalnya masing-masing. Hukum tawaf wada ialah wajib sehingga apabila tidak dilaksanakan maka dikenakan denda atau Dam.

Tata Cara Pelaksanaan Tawaf

Berikut inilah tata cara pelaksanaan tawaf :

  1. Melaksanakan syarat shalat. Syarat shalat meliputi bersuci berniat, menutup aurat dan sebagainya.
  2. Letak pundak sebelah kiri harus lurus ke arah kiblat, serta tidak boleh menoleh ke belakang
  3. Pada saat melakukan tawaf maka putarannya berlawanan dengan arah jarum jam serta dimulai dari titik Hajar Aswad.
  4. Perusahaan melaksanakan tawaf pada bulan pertama hendaknya mengangkat tangan ke arah Hajar Aswad sembari mengucapkan Bismillahi Allahu Akbar. Jemaah haji disunnahkan untuk menghadap Ka’bah dengan seluruh badan. Apabila kita memungkinkan maka cukup dengan hadapan sedikit badan ke arah Ka’bah. Untuk pelaksanaan tawaf pada putaran kedua dan seterusnya hendaknya cukup menolehkan muka ke Hajar Aswad sembari mengangkat tangan dan membaca Bismillahi Allahu Akbar.
  5. Pada saat melaksanakan tawaf dilakukan sebanyak 7 kali putaran
  6. Ketika jemaah haji sampai di rukun yamani maka hendaknya membaca Bismillahi Allahu akbar serta mengangkat tangan. Setelah itu jemaah haji melanjutkan dengan membaca doa tawaf.
  7. Diantara rukun iman dan Hajar Aswad hendaknya jemaah haji harus membaca doa Robbana Aatina Fiddunya Hasanah wafil akhirati Hasanah wakiina Adzaabannar
  8. Ketika jamaah haji sudah selesai melakukan tawaf, apabila keadaan memungkinkan maka Jemaah dianjurkan untuk melakukan :
    • Berdoa di Multazam
    • Melakukan shalat Sunnah tawaf di maqam Ibrahim
    • Melakukan shalat Sunnah hijr Ismail
    • Minum air zam-zam

Setelah mengetahui informasi seputar syarat tawaf dan macam-macam tawaf beserta pelaksanaan tawaf, semoga Sahabat Haji dan Umroh nantinya bisa menerapkan ilmu yang didapat dan melaksanakannya dengan lancar ya. Aamiin..

Kenali Miqat dan Tempat Lokasi Miqat dalam Ibadah Haji dan Umroh Sesuai Riwayat Hadist

Kenali Miqat dan Tempat Lokasi Miqat dalam Ibadah Haji dan Umroh Sesuai Riwayat Hadist

Sebelum berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji, sudah seharusnya sebagai calon jemaah haji mempersiapkan bekal berhaji dengan semaksimal mungkin. Dari berbagai macam bekal ibadah haji yang perlu dipersiapkan, salah satu bekal ibadah haji yang tak kalah penting ialah bekal pengetahuan seputar ibadah haji, seperti yang wajib diketahui yaitu seputar Miqat dan tempat lokasi Miqat.

Kenali Miqat dan Tempat lokasi Miqat dalam Ibadah Haji dan Umroh Sesuai Riwayat Hadist

Bekal pengetahuan amatlah penting, karena dengan Sahabat Haji dan Umroh memahami mekanisme dan rangkaian kegiatan ibadah haji, maka insyaallah pelaksanaan ibadah haji yang dilaksanakan akan berlangsung dengan lancar.

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa bekal pengetahuan yang wajib diketahui ialah seputar miqat dan tempat lokasi miqat. Sahabat Haji dan Umroh perlu mengetahui bahwa miqat merupakan batas-batas yang telah ditetapkan untuk memulai pelaksanaan haji atau umrah.

Untuk mengetahui informasi lebih lengkap seputar miqat, yuk simak informasi berikut ini :

1. Pengertian Miqat

Apa yg dimaksud dengan miqat? Tahukah Sahabat Haji dan Umrah bahwa dikutip darj buku yang berjudul Peta Perjalanan Haji dan Umrah karya Gus Arifin menyatakan bahwasannya miqat merupakan garis batas antara boleh atau tidak, atau perintah mulai atau berhenti yakni kapan mulai melafadzkan niat dan maksud melintasi batas antara tanah biasa dengan Tanah Suci.

Selain itu, berdasarkan buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang diterbitkan Kementerian Agama RI menjelaskan bahwasnnya miqat merupakan tempat atau waktu yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pintu masuk untuk memulai haji ataupun umrah. Setelah mengambil miqat, jemaah haji menuju ke Baitullah dan mulai berlaku larangan saat berpakaian ihram. Hal ini terkutip dalam hadist sebagai berikut :

“Miqat – miqat itu adalah penduduk tempat tersebut dan orang yang melewatinya ketika hendak melaksanakan Haji atau Umrah.” (HR. Bukhari di dalam Shahih Bukhari, kitab al – Hajj)

2. Macam-macam Miqat dan Batas Waktu

Miqat sendiri tidak hanya satu, Diketahui bahwa terdapat dua macam miqat dan batas waktu, yaitu Miqat Zamani dan Miqat Makani. Lalu apa perbedaan antara miqat zamani dan miqat makani? Simak penjelasan berikut ini :

a. Miqat Zamani

Miqat Zamani merupakan batas waktu melaksanakan haji yang terhitung dimulai sejak tanggal 1 syawal hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Miqat Zamani ialah ketentuan waktu untuk melaksanakan ibadah haji. Sedangkan untuk Umrah, miqat zamani berlaku sepanjang tahun.

b. Miqat Makani

Miqat Makani Ialah batas tempat untuk memulai pelaksanaan ihram haji atau umroh. Miqat makani juga berarti ketentuan tempat di mana seorang jemaah harus memulai niat Haji ataupun umroh. Langkah – langkahnya ialah jemaah melaksanakan miqat makani di lokasi yang sudah ditentukan dengan berpakaian ihram. Kemudian melaksanakan shalat sunnah dua rakaat di lokasi miqat, mengucapkan niat dan bergegas menuju Mekah untuk melaksanakan tawaf dan Sa’i.

Diketahui bahwa terdapat 5 tempat yang menjadi lokasi miqat makani. Lima tempat tersebut telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai tempat miqat untuk berhaji atau umroh bagi warga ataupun seseorang yang melewati kawasan tersebut walaupun bukan penduduk setempat. Perlu Sahabat Haji dan Umrah ketahui bahwa jemaah dari berbagai negara menggunakan lokasi tertentu sebagai tempat miqat makani yang disesuaikan dengan negara

Berikut ini 5 Tempat Miqat yang di maksud beserta penjelasannya yang wajib di simak :

Nah buat Sahabat Haji dan Umrah yang bertanya Miqat dimana saja? Maka perlu mengetahui bahwa terdapat hadist yang menjelaskan terkait tempat miqat, sebagai berikut.

“Dari Ibnu Abbas RA berkata, “Rasulullah Saw menetapkan miqat bagi penduduk Syam adalah ju’fah, bagi penduduk Najd adalah Qarnul Manazil, dan bagi penduduk Yaman adalah Yalamlam.” Nabi Muhammad Saw bersabda, ” itulah miqat bagi mereka dan bagi siapa saja yang datang disana yang bukan penduduknya yang ingin haji dan umrah, bagi yang lebih dekat dari itu (dalam garis miqat), maka dia (melaksanakan) ihram dari kampungnya, sehingga penduduk Makkah ihramnya dari Makkah.” (HR. Muslim dari Ibnu Abbas RA)

1. Dzul Hulaifah

Dzul Hulaifah merupakan tempat miqat bagi Penduduk Madinah dan yang melewatinya. Jemaah haji yang berasal dari Indonesia biasanya melaksanakan miqat di masjid dzul hulaifah atau bir Ali yang berlokasi 9 km dari Madinah.

2. Robigh Pengganti Juhfah

Robigh pengganti Juhfah merupakan tempat miqat yang jaraknya sekitar 183 km dari arah barat laut Makkah. Tempat ini merupakan miqat bagi orang-orang yang datang dari arah Suriah. Akan tetapi karena Juva sekarang menjadi desa yang tak berpenghuni maka Rabigh yang lokasinya berada sebelum Juhfah, kini menjadi tempat miqot bagi penduduk Suriah dan sekitarnya.

3. Qarnun-Manazil

Qarnun Manazil merupakan tempat miqat yang berbukit dengan jarak sekitar 75 km dari arah sebelah timur Makkah atau sekitar 220 km dari Bandara Udara King Abdul Aziz. Tempat miqat ini menjadi tempat miqat bagi penduduk Nejed (Riyadh) dan bagi yang datang dari arah tersebut.

4. Dzat’Irq

Dzat’Irq merupakan tempat miqat yang jaraknya sekitar 94 km di arah timur laut Mekkah. Tempat miqat ini digunakan sebagai lokasi miqat bagi jemaah yang berasal dari Iran dan Irak ataupun yang melewati rute yang sama.

5. Yalamlam

Yalamlam merupakan tempat miqat yang berada di arah Tenggara Mekah yang jaraknya sekitar 92 km. Yalamlam merupakan tempat miqat bagi jamaah yang berasal dari Yaman dan melalui kawasan ini. Jemaah yang melintasi tempat miqat ini dapat mengambil miqat saat perjalanan di pesawat yang biasanya dilakukanketika pesawat mendekati Yalamlam atau Qarnul Manazil.

Biasanya kru pesawat akan menginformasikan apabila pesawat sudah akan melintas di atas Yalamlam/Qarnul Manazil. Apabila mengambil miqat di pesawat hendaknya jemaah dianjurkan segera berpakaian Ihram dan melaksanakan niat Haji atau umroh di dalam hati dan mengucapkannya dengan lisan.

Bagi Sahabat Haji dan Umroh yang sedang mempersiapkan bekal informasi untuk Haji ataupun Umroh, semoga informasi seputar miqat dan tempat lokasi miqat ini dapat membantu yaa. Untuk memperoleh informasi seputar ibadah haji atau umroh lebih lengkap, simak uraian artikel selanjutnya.

Tak Hanya Materi & Fisik, Persiapan Mental Rohani Haji & Umroh ini Wajib Dilakukan

Tak Hanya Materi & Fisik, Persiapan Mental Rohani Haji & Umroh ini Wajib Dilakukan

Ketika Sahabat Haji dan Umroh akan melaksanakan ibadah Haji di Tanah Suci, tentunya banyak sekali yang perlu dipersiapkan. Bahkan, persiapan itu tak sebatas materi. Akan tetapi, diperlukan juga persiapan mental rohani Haji & Umroh. Memang sudah semestinya sebelum melakukan keberangkatan ibadah di Tanah Suci, perlu mempersiapkan bekal yang matang.

Untuk persiapan lain berupa perlengkapan dan persyaratan bisa dibaca di artikel ini :

Persiapan Haji atau Umroh, Ini Rincian Penjelasannya

5 hal Yang Wajib Dilakukan, Kesiapan Mental Secara Rohani Dalam Pelaksanaan Haji

Tentunya hal ini bukan hanya sebuah kewajiban, namun sebagai upaya untuk memaksimalkan ibadah dan mengharapkan kelancaran proses ibadah selama berada di Tanah Suci. Bagi Sahabat Haji dan Umroh yang berencana untuk melaksanakan ibadah di Tanah Suci, yuk simak beberapa Persiapan Mental Rohani Haji & Umroh berikut ini.

Persiapan Mental Rohani Haji & Umroh Para Calon Jamaah :

1. Persiapan Rohani Haji & Umroh Niat

Siap merupakan sikap diri untuk menerima segala hal yang akan dijalani nantinya saat berada di Tanah Suci. Tentunya kesiapan ini meliputi kesiapan lahir dan batin. Selain itu, niat yang sungguh juga diperlukan dalam melaksanakan ibadah di tempat yang istimewa tersebut. Hendaknya Sahabat Haji dan Umroh benar – benar menata niat melaksanakan ibadah haji karena Allah, bukan untuk pengakuan dan pujian dari manusia. Oleh karena itu, agar pelaksanaan ibadah haji Sahabat Haji dan Umroh nantinya berjalan dengan lancar hendaknya menyiapkan diri dengan sebaik – baiknya dan menata niat yang tulus karena Allah.

2. Ridho / Ikhlas

Pada saat Sahabat Haji dan Umroh akan berangkat ibadah haji, diperlukan rasa ikhlas/ridho yang lapang. Karena pada saat Sahabat Haji dan Umroh berangkat ibadah haji, Sahabat Haji dan Umroh artinya ikhlas meninggalkan keluarga dan ikhlas meninggalkan seluruh harta yang dimiliki. Walaupun hanya meninggalkan sementara, namun rasa ikhlas tersebut benar – benar diuji

3. Jangan Mempersulit Diri

Dalam pelaksanaan ibadah haji, hendaknya jangan mempersulit diri. Mempersulit diri disini artinya membuat beban terhadap diri sendiri. Tentunya hal ini amat merepotkan bukan? Salah satu contohnya ialah saat terdapat jemaah haji yang tidak melewatkan tahap wajib haji. Apabila tidak melakukan wajib haji, maka jemaah haji akan dikenakan DAM. Pastinya ini akan mempersulit diri sendiri kan? Oleh sebab itu, hendaknya sebagai jemaah haji harus memahami seluruh rangkaian ibadah haji.

4. Introspeksi Diri

Pada saat jemaah haji melaksanakan ibadah haji, hendaknya melepaskan seluruh hal yang bersifat duniawi. Hal – hal yang bersifat duniawi ini meliputi pekerjaan, jabatan hingga kekayaan. Ketika berada di Tanah Suci, tak ada perbedaan yang bersifat duniawi. Dikarenakan saat di Tanah Suci dan di hadapan Allah yang membedakan adalah keimanan dan ketaqwaan. Oleh karena itu, saat berada di Tanah Suci hendaknya menjadi ajang instrospeksi diri dari sifat duniawi yang membuat hati ternodai.

5. Tawakal Kepada Allah SWT

Kesiapan mental terakhir yang tak kalah penting ialah tawakal kepada Allah Swt. Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa hakikat tawakal merupakan penghambaan diri kepada Allah, percaya padaNya dan kembali kepadaNya serta menyerahkan diri dan ridho atas apapun yang terjadi. Hal tersebut amatlah penting sebagai bekal ibadah saat di Tanah Suci.

Demikianlah informasi seputar kesiapan mental rohani dalam melaksanakan ibadah haji. Teruntuk Sahabat Haji dan Umroh yang akan melakukan keberangkatan ke Tanah Suci, maksimalkan persiapannya dengan matang ya!

Ini Rincian Persyaratan Cara Membuat Paspor Haji & Umroh Untuk Berangkat Ke Tanah Suci

Ini Rincian Persyaratan Cara Membuat Paspor Haji & Umroh Untuk Berangkat Ke Tanah Suci

Ini Rincian Persyaratan Cara Membuat Paspor Untuk Berangkat Ke Tanah Suci

Cara membuat paspor itu penting diketahui jika seseorang akan melakukan perjalanan ke luar negeri. Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa sebelum melakukan keberangkatan ke Tanah Suci, Sahabat Haji dan Umroh perlu mempersiapkan dokumen penting. Salah satu dokumen penting yang wajib Sahabat Haji dan Umroh persiapkan ialah paspor.

Untuk persiapan yang lain bisa dibaca disini : Persiapan Haji atau Umroh, Ini Rincian Penjelasannya

Paspor merupakan dokumen perjalanan antar negara, baik itu masuk ataupun keluar. Sehingga, paspor ini wajib dimiliki oleh setiap orang yang akan melakukan perjalanan luar negeri, termasuk pada saat akan ke Tanah Suci. Oleh karena itu, bagi yang akan melakukan keberangkatan ke Tanah Suci dihimbau untuk mengetahui cara membuat paspor dan segera untuk membuat paspor.

Mengutip laman  Ditjen Imigrasi, Syarat Cara membuat Paspor Haji & Umroh, yaitu sebagai berikut :

  1. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku atau surat keterangan pindah ke luar negeri
  2. Kartu Keluarga
  3. Akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah, ijazah, atau surat baptis (dalam dokumen harus tercantum nama, tempat dan tanggal lahir, nama orang tua. Jika tidak tercantum, pemohon dapat melampirkan surat keterangan dari instansi yang berwenang)
  4. Surat pewarganegaraan Indonesia bagi Orang Asing yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan atau penyampaian pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
  5. Surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah mengganti nama
  6. Paspor biasa lama bagi yang telah memiliki paspor biasa
  7. Surat rekomendasi Kepala Kantor Kementerian Agama di Kabupaten/Kota setempat

Sedangkan Persyaratan Permohonan Paspor Haji & Umroh untuk mengajukan penggantian yaitu :

Untuk Paspor terbitan tahun 2009 dan setelahnya :

  1. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E – KTP)
  2. Paspor lama

Untuk Paspor terbitan sebelum tahun 2009 :

  1. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku atau surat keterangan pindah ke luar negeri
  2. Kartu Keluarga
  3. Akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah, ijazah, atau surat baptis (dalam dokumen harus tercantum nama, tempat dan tanggal lahir, nama orang tua. Jika tidak tercantum, pemohon dapat melampirkan surat keterangan dari instansi yang berwenang)
  4. Surat pewarganegaraan Indonesia bagi Orang Asing yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan atau penyampaian pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
  5. Surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah mengganti nama
  6. Paspor biasa lama bagi yang telah memiliki paspor biasa

Demikianlah informasi seputar cara membuat paspor haji & umroh untuk berangkat ke Tanah Suci. Semoga informasi ini dapat membantu Sahabat Haji dan Umroh yang akan melakukan keberangkatan ke Tanah Suci dan akan mengurus paspor. Semoga lancar hingga keberangkatan ke Tanah Suci ya.

11 Persiapan Haji atau Umroh, Ini Rincian Penjelasannya

11 Persiapan Haji atau Umroh, Ini Rincian Penjelasannya

Ini-Rincian-Penjelasan-Terkait-Persiapan-Haji-atau-Umroh

Dalam melakukan segala sesuatu, persiapan ibadah haji atau umroh menjadi salah satu hal penting yang hendaknya dilakukan. Demikian pula dengan pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh yang pastinya juga memerlukan persiapan yang matang. Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa persiapan ibadah Haji atau Umroh yang matang akan mempengaruhi kelancaran kegiatan yang akan dijalani nantinya.

Salah satu cara untuk mematangkan persiapan sebelum melaksanakan ibadah Haji ataupun Umroh ialah menggali seluruh informasi penting seputar ibadah Haji dan Umroh. Supaya Sahabat Haji dan Umroh lebih siap dalam mematangkan persiapan sebelum keberangkatan ibadah Haji dan Umroh.

Yuk simak beberapa persiapan Haji dan Umroh penting berikut ini :

1. Bekali Diri dengan Informasi Seputar Ibadah Haji atau Umroh

Teruntuk Sahabat Haji dan Umroh yang akan berencana untuk melaksanakan ibadah di Tanah Suci, hendaknya membekali diri yang cukup seputar Ibadah Haji dan Umroh. Hal ini bertujuan supaya rencana pelaksanaan ibadah yang akan dilakukan berjalan dengan lancar. Sebisa mungkin Sahabat Haji dan Umroh dapat menggali informasi lebih dalam seputar Haji dan Umroh apabila berkeinginan beribadah ke Tanah Suci.

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa banyak sekali bekal informasi yang wajib diketahui seperti berapakah biaya pendaftaran program haji atau umroh, apa saja persyaratan untuk menjadi jemaah haji atau umroh hingga persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum berangkat ke Tanah Suci. Hal tersebut menjadi pokok penting yang wajib diketahui. Untuk mendapatkan bekal informasi penting lainnya seputar Haji dan Umroh, Sahabat Haji dan Umroh dapat membaca artikel lainnya di website ini yaa.

2. Persiapkan Semua Dokumen Penting Haji dan Umroh

Ketika Sahabat Haji dan Umroh berencana untuk mendaftar pelaksanaan ibadah haji dan umroh, dokumen penting yang hendaknya dipersiapkan antara lain :

  • Fotocopy ktp
  • Fotocopy kk
  • Pas foto 3×4 sesuai syarat dan ketentuan haji/umroh terbaru
  • Surat nikah bagi yang bersama mahramnya
  • Visa dan Paspor Asli

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa dokumen penting yang wajib dibawa pada saat keberangkatan ialah visa dan paspor. Karena visa dan paspor merupakan dokumen yang sangat penting apabila Sahabat Haji dan Umroh hendak memasuki negara tujuan. Sebab apabila visa dan paspor tak dibawa atau bahkan hilang, maka Sahabat Haji dan Umroh tak akan diperbolehkan masuk ke negara tujuan tersebut termasuk saat ke Tanah Suci. Oleh karena itu, sebelum keberangkatan berlangsung pastikan terlebih dahulu bahwa semua dokumen penting telah dipersiapkan untuk dibawa.

3. Persiapkan Ilmunya

Dalam melaksanakan ibadah Haji ataupun Umroh, tentunya terdapat serangkaian kegiatan yang harus dilakukan. Dan untuk melakukan rangkaian kegiatan tersebut, tentunya ada pedoman sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw. Pastinya, pada saat Sahabat Haji dan Umroh akan melaksanakan ibadah haji diperlukan bekal ilmu yang cukup terkait pelaksanaan kegiatan ibadah Haji ataupun Umroh.

Seperti beberapa hal dibawah ini yang Wajib dipelajari :

Wajib Pelajari Tata Cara Ibadah Haji, Sebelum Pergi ke Tanah Suci

Yuk Kenali, Syarat Sah Ibadah Haji dan Umroh yang Harus Dipenuhi

Bekal persiapan ilmu yang cukup ini bertujuan agar Sahabat Haji Plus dapat melaksanakan ibadah dengan maksimal dan memahami esensi dari setiap rangkaian ibadah yang dijalani tersebut. Tanpa ilmu yang cukup, pastinya Sahabat Haji dan Umroh akan kebingungan dan pada akhirnya tak maksimal dalam menjalankan ibadah. Oleh karena itu, persiapkan ilmunya sembari menunggu waktu keberangkatan tiba.

4. Harus Mengetahui Iklim dan Cuaca

Tahukah Sahabat Haji dan Umroh bahwa hendaknya Sahabat Haji dan Umroh sebelum melakukan keberangkatan harus mengetahui iklim dan cuaca di Tanah Suci. Hal ini bertujuan agar Sahabat Haji dan Umroh mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan dan dibawa dengan iklim dan cuaca yang sesuai. Misalnya, saat cuaca di Tanah Suci lagi terik, tentunya Sahabat Haji Plus dapat membawa kacamata hitam dan payung yang bisa digunakan pada saat berada di Tanah Suci. Untuk mengetahui informasi seputar iklim dan cuaca disana, Sahabat Haji dan Umroh dapat mencari informasinya terlebih dahulu di situs resmi

5. Persiapkan Biayanya

Tentunya Sahabat Haji dan Umroh memahami bahwa pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, bagi Sahabat Haji dan Umroh yang ingin melaksanakan ibadah haji hendaknya mulai menabung dan menyiapkan dana khusus untuk pelaksanaan ibadah Haji atau Umroh.

Untuk mengetahui besaran biaya yang perlu dikumpulkan, Sahabat Haji dan Umroh dapat menggali informasi seputar biaya Haji ataupun Umroh. Dengan begitu Sahabat Haji dan Umroh akan mengetahui berapa budget yang perlu dikumpulkan untuk dapat mendaftar pelaksanaan ibadah Haji ataupun Umroh.

6. Memilih jasa travel haji atau umroh yang di percaya

Saat Sahabat Haji dan Umroh memilih jasa travel untuk beribadah di Tanah Suci, pastikan terlebih dahulu bahwa jasa travel tersebut memanglah terpercaya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengecek jasa travel terpercaya atau tidak, cobalah dengan memperhatikan ijin resmi pihak travel sebagai penyelenggara haji dari kantor Departemen agama. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah jasa travel tersebut telah terverifikasi.

Dengan mengetahui kejelasan terkait jasa travel dan ijin resminya, maka Sahabat Haji dan Umroh akan terhindar dari penipuan jasa travel atau penggelapan dana haji/umroh. Bagi Sahabat Haji dan Umroh yang hendak mencari jasa travel haji terpercaya dan berpengalaman, maka Sahabat Haji Plus dapat mempercayakannya pada Madinah Iman Wisata travel. Karena paket Haji dan Umroh yang disediakan telah legal dan terverifikasi.

7. Persiapkan Perlengkapan dan kebutuhan selama ibadah Haji atau Umroh

Sebelum melakukan keberangkatan dan melaksanakan ibadah Haji dan Umroh, pastikan bahwa telah mempersiapkan seluruh perlengkapan untuk kebutuhan selama ibadah Haji atau Umroh. Berikut inilah perlengkapan yang perlu dipersiapkan untuk ibadah Haji atau Umroh :

1. Perlengkapan Wajib Haji dan Umroh

  • Pakaian Ihram

Pakaian ihram merupakan pakaian yang dikenakan selama pelaksanaan ibadah haji. Untuk laki – laki, pakaian ihramnya adalah 2 lembar kain berwarna putih yang tidak dijahit. Kain tersebut digunakan untuk menutupi bagian bawah atau aurat dan satunya diselendangkan pada bahu. Sedangkan untuk perempuan, pakaian ihramnya menutupi seluruh tubuh mulai dari rambut hingga telapak kaki kecuali wajah dan telapak tangan. Pakaian ihram untuk perempuan seperti pakaian untuk shalat.

  • Al – Qur’an

Selain pakaian ihram, Al – Qur’an juga wajib untuk dibawa. Karena Al – Qur’an sangat Sahabat Haji dan Umroh membutuhkan selama melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Membaca Al – Qur’an di luar waktu aktivitas haji akan dihitung sebagai amalan yang pahalanya luar biasa. Sebab, itu hendaknya Sahabat Haji dan Umroh tak lupa untuk membawa Al – Qur’an. Tak perlu yang berukuran besar, cukup bawa yang ukuran kecil saja supaya lebih mudah dan ringan untuk dibawa.

  • Buku Doa

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa membawa buku kumpulan doa Haji atau Umroh amatlah disarankan. Karena buku ini terbilang penting, mengingat Sahabat Haji dan Umroh sedang berada di tempat yang mustajab terkabulnya doa.

2. Perlengkapan Lain yang Harus Dibawa

Selain perlengkapan wajib, ada pula perlengkapan lain yang perlu Sahabat Haji dan Umroh bawa diantaranya :

  • Perlengkapan dokumen haji
  • Sajadah
  • Sandal
  • Baju ganti bagi laki – laki/perempuan
  • Kerudung (bagi wanita)
  • Kaos kaki
  • Kacamata hitam
  • Perlengkapan komunikasi

8. Persiapkan Fisik yang Prima

Fisik yang prima menjadi salah satu kunci kelancaran pelaksanaan ibadah saat di Tanah Suci. Mengapa demikian? Karena dengan fisik yang prima, Sahabat Haji dan Umroh dapat melakukan semua rangakaian ibadah haji tanpa terkendala fisik yang lemah. Tentunya untuk memiliki kondisi fisik yang prima, Sahabat Haji dan Umroh harus rutin melakukan olahraga. Menurut Kementerian Kesehatan RI, agar tubuh tetap sehat dan bugar setidaknya melakukan olahraga minimal 30 menit perhari. Selain itu, hindari makanan yang menjadi penyebab penyakit seperti makanan manis dan berlemak. Apabila Sahabat Haji dan Umroh mempersiapkannya sesuai anjuran tersebut, insyaallah fisik yang prima akan membersamai sampai keberangkatan menuju ke Tanah Suci.

9. Manasik

Sebelum melakukan keberangkatan ke Tanah Suci, pastinya bagi calon jemaah Haji atau Umroh menjalani kegiatan manasik terlebih dahulu. Manasik Haji atau Umroh adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji dan umroh sesuai dengan rukun – rukunnya. Dalam kegiatan manasik ini, calon jemaah akan dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah Haji atau Umroh yang akan dilaksanakannya. Hal ini meliputi rukun haji, wajib, sunnah hingga hal – hal yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan selama Haji dan Umroh.

10. Terapkan Pola Hidup sehat sejak sebelum ibadah Haji atau Umroh

Perlu Sahabat Haji dan Umroh pahami bahwa menerapkan pola hidup sehat sebelum pelaksanaan Haji atau Umroh sangatlah penting. Hal ini bertujuan untuk menjaga imunitas tubuh agar tetap sehat hingga waktu keberangkatan tiba. Salah satu cara untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar ialah dengan berolahraga.

Olahraga yang dilakukan pun tak harus berat. Sahabat Haji dan Umroh dapat melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki beberapa kilometer setiap harinya. Hal ini bertujuan untuk membiasakan diri berjalan kaki, agar pada saat proses pelaksanaan ibadah Haji atau Umroh dapat lebih siap dan tak merasa cepat lelah akibat tubuh telah dilatih lebih awal.

Selain olahraga, Sahabat Haji dan Umroh perlu menjaga pola makan dengan gizi yang seimbang supaya mengoptimalkan tubuh agar tetap sehat hingga hari H keberangkatan ke Tanah Suci.

11. Persiapkan Obat-obatan Umum dan Pribadi

Menjelang persiapan ibadah Haji atau Umroh untuk keberangkatan ke Tanah Suci, hendaknya Sahabat Haji dan Umroh tak lupa untuk membawa obat – obatan pribadi. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi apabila sewaktu – waktu riwayat penyakit yang pernah diderita kambuh. Karena hanya diri sendirilah yang mengetahui kondisi kesehatan. Sehingga, penting untuk mempersiapkannya menjelang keberangkatan ibadah haji yang pelaksanaannya cukup lama dan jauh dari Tanah Air.

Pentingnya persiapan ibadah Haji ataupun Umroh hendaknya dipahami dengan sebaik mungkin oleh Sahabat Haji dan Umroh sekalian sebelum melakukan keberangkatan ke Tanah Suci. Semoga segala persiapan yang dilakukan diberi kelancaran hingga berada di Tanah Suci.

Yuk Pahami Definisi Ibadah Umroh, Hukum dan Syaratnya Bagi Umat Muslim yang Wajib Simak

Yuk Pahami Definisi Ibadah Umroh, Hukum dan Syaratnya Bagi Umat Muslim yang Wajib Simak

Memahami Definisi Ibadah Umroh Hukum dan Syaratnya Bagi Umat Muslim yang Wajib Simak

Definisi Ibadah Umroh sebagai umat muslim yaitu, menginjakkan kaki di Tanah Suci, memandang pesona Ka’bah secara langsung dan melaksanakan ibadah disana merupakan hal istimewa yang amat didambakan setiap umat muslim. Tidak sedikit umat muslim yang menanti panggilan istimewa tersebut untuk beribadah di Tanah Suci. Oleh karena itu, baik pelaksanaan haji maupun umroh tak pernah sedikitpun sepi peminat.

Hal ini karena umat muslim mempercayai bahwa melaksanakan ibadah di tanah suci amatlah istimewa yang keistimewaan tersebut tak ditemukan ditempat lainnya. Apabila Sahabat Haji dan Umroh berkeinginan untuk merasakan istimewanya ibadah di Tanah Suci, Sahabat Haji dan Umroh dapat mendaftarkan diri dengan mengikuti program haji ataupun umroh.

Untuk informasi lebih lengkap seputar definisi ibadah Umroh, yuk simak berikut ini :

1. Pengertian / Definisi Ibadah Umroh Menurut Bahasa dan Istilah

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa Ibadah umroh merupakan berkunjung ke Baitullah atau Masjidil Haram dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan memenuhi seluruh syarat rukun tertentu dengan waktu yang tak ditentukan seperti pada ibadah haji. Berikut inilah pengertian umroh menurut bahasa dan istilah yang dapat Sahabat Haji dan Umroh pahami :

a. Pengertian / Definisi Ibadah Umroh Menurut Bahasa

Dikutip dari buku Fiqh Ibadah karya Zaenal Abidin, definisi ibadah umroh menurut bahasa artinya ziarah atau berkunjung ke suatu tempat. Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa menurut syara’, umroh artinya melakukan serangkaian ibadah  meliputi pelaksanaan thawaf yang dilakukan dengan cara mengelilingi Ka’bah sebanyak 7x putaran, melakukan sa’i diantara bukit shafa dan marwah serta diakhiri dengan pelaksanaan tahallul yakni mencukur/memotong rambut.

b. Pengertian Umroh Menurut Istilah

Menurut istilah, pengertian umroh ialah menziarahi ka’bah untuk melaksanakan ibadah umroh dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan memenuhi syarat rukun tertentu.

2. Hukum Ibadah Umroh

Dikutip dari buku yang berjudul Fiqih Umroh karya Muhammad Ajib, Lc., MA, hukum ibadah umroh menurut Madzhab Maliki dan Madzhab Hanafi sepakat bahwasanya pelaksanaan ibadah umroh ialah sunnah bagi yang mampu melaksanakannya. Dapat dipahami bahwa apabila berada dalam keadaan mampu dan jika tak mengerjakannya, maka tidak memperoleh dosa.

Sedangkan menurut Madzhab Syafi’i dan Madzhab Hambali berpendapat bahwa hukum Umroh adalah wajib bagi yang mampu melaksanakannya. Artinya, apabila ada seseorang yang mampu namun tak mengerjakannya, maka ia akan mendapatkan dosa.

Mengenai hal tersebut, perintah ibadah Umroh tercantum dalam Al – Qur’an surat Al – Baqarah ayat 196 yang artinya ” Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah

3. Syarat Melaksanakan Ibadah Umroh

Syarat ibadah umroh merupakan hal – hal yang harus dan wajib dipenuhi oleh seseorang apabila akan melaksanakan ibadah umroh. Apa saja syarat – syaratnya? Yuk simak berikut syarat melaksanakan ibadah umroh, yaitu sebagai berikut :

a. Beragama Islam

Salah satu syarat pelaksanaan ibadah umroh yang wajib dipenuhi ialah beragama islam.

b. Baligh

Baligh merupakan salah satu syarat umroh. Oleh karena itu, apabila belum baligh maka tidak disyariatkan melaksanakan ibadah umroh

c. Berakal Sehat

Pelaksanaan ibadah umroh disyariatkan bagi umat muslim yang berakal sehat. Hal ini karena ibadah umroh tidak sah apabila dilakukan oleh orang yang hilang akal/gila.

d. Merdeka/Bukan Budak

Syarat selanjutnya untuk melaksanakan ibadah umroh ialah merdeka atau bukan budak. Hal ini dikarenakan ibadah umroh dilakukan selama beberapa hari yang dikhawatirkan kepentingan tuannya akan terbengkalai.

e. Mampu

Syarat terakhir pelaksanaan ibadah umroh ialah mampu. Artinya mampu disini ialah baik mampu secara fisik maupin secara materi.

4. Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Umroh

Dalam pelaksanaan ibadah umroh, terdapat tata cara pelaksanaan yang perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui. Bagaimana tata cara pelaksanaannya? Simak informasi berikut ini :

a. Niat Ihram

Pelaksanaan Ibadah Umroh dimulai dengan berniat untuk umroh di miqat sambil memakai pakaian ihram. Selama berada dalam keadaan berihram hendaknya tak melakukan hal – hal yang dilarang saat berihram, diantaranya :

  • Memakai wewangian
  • Memotong kuku
  • Mencukur rambut
  • Menikah, menikahkan dan melamar
  • Melakukan hubungan suami istri
  • Memakai pakaian berjahit dan menutup kepala untuk laki – laki
  • Menutup wajah dan memakai kaos tangan untuk perempuan

Pada saat dalam keadaan berihram, selama perjalanan menuju ke Masjidil Haram disunnahkan untuk membaca kalimat talbiyah.

b. Melakukan Thawaf

Pelaksanaan thawaf umroh dilakukan sebanyak 7 kali putaran. Pelaksanaan thawaf dimulai dari hajar aswad dan berakhir di hajar aswad pula.

Setelah selesai melaksanakan thawaf, disunnahkan sholat dua rakaat di belakang maqam Nabi Ibrahim. Kemudian, minum air zamzam.

c. Melakukan Sa’i

Sa’i merupakan berlari – lari kecil diantara bukit shafa dan marwah  Pelaksanaan Sa’i dimulai dari bukit shafa dan berakhir di bukit marwah sebanyak 7 kali putaran.

d. Melakukan Tahallul

Pelaksanaan tahallul adalah rangkaian akhir dari proses kegiatan umroh. Bagi laki – laki diperbolehkan untuk mencukur sebagian atau mencukur habis seluruhnya. Sedangkan untuk perempuan cukup memotong rambutnya sepanjang 1 ruas jari saja.

e. Tertib

Perlu Sahabat Haji dan Umroh ketahui bahwa tertib merupakan rangakaian tata cara ibadah umroh yang harus dilakukan secara berurutan.

Demikianlah informasi seputar definisi ibadah umroh bagi Sahabat Haji dan Umroh sekalian. Semoga informasi yang disampaikan dapat bermanfaat bagi Sahabat Haji dan Umroh yang ingin beribadah di Tanah Suci.